Pembelajaran di lingkungan sekolah MA Al Muslimun, (25/10/2022)

Karanggeneng – Kurikulum Merdeka Belajar adalah kebijakan pengembangan yang dikeluarkan Kemdikbudristekdikti untuk pembelajaran peserta didik di sekolah. Kebijakan merdeka belajar menjadi langkah untuk mentransformasi pendidikan demi terwujudnya Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul Indonesia yang memiliki Profil Pelajar Pancasila.
Kurikulum ini juga dikenal dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Kurikulum Merdeka Belajar:
Berikut ini beberapa informasi terkait Kurikulum Merdeka Belajar dikutip dari laman resmi Kemdikbud RI.

Guru Lebih Leluasa
Dalam kurikulum merdeka belajar, guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.

Guru juga bisa membuat projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila yang dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.

Sekolah Harus Membantu SDM Guru
Terkait dengan kurikulum ini, sekolah atau lembaga pelaksana memiliki peranan untuk membuat sebuah rencana baik jangka pendek maupun jangka panjang.

Dalam jangka pendek, sekolah dituntut untuk membantu sumber daya yang dimilikinya. Salah satunya dengan memberikan berbagai pelatihan bagi para guru.

Pelatihan tersebut mulai dari tingkat pemahaman terhadap kurikulum, konsep dan juga tahap implementasinya. Termasuk adanya sebuah praktik nyata yang dilaksanakan oleh guru.

Sehingga bukan hanya pengetahuan saja yang menjadi output, namun juga pemahaman aplikatif.

Tahapan Implementasi Penerapan Kurikulum Merdeka
Kemdikbud RI melalui Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK), Dr. Iwan Syahril, Ph.D mengatakan, terkait pilihan implementasi kurikulum merdeka, Kemendikbud telah menyiapkan jalur untuk membantu tahap kesiapan setiap satuan pendidikan.

Tiga jalur tersebut sudah disesuaikan dengan kondisi dan situasi dari masing-masing satuan pendidikan, yakni:

1. Mandiri Belajar

Pilihan mandiri belajar akan memberikan kebebasan kepada satuan pendidikan saat menerapkan kurikulum merdeka.

Beberapa bagian atau prinsip-prinsipnya saja tanpa mengganti kurikulum yang sedang diterapkan pada satuan PAUD, Kelas 1, Kelas VII, dan Kelas X.

2. Mandiri Berubah

Jalur kedua akan memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk menerapkan kurikulum merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan PAUD, Kelas 1, Kelas VII, dan Kelas X.

3. Mandiri Berbagi

Sementara yang ketiga, sekolah bisa mengembangkan sendiri perangkat ajar dalam proses penerapan kurikulum merdeka.

Jalur ini juga memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan dalam menerapkan kurikulum merdeka dengan mengembangkan sendiri perangkat ajar pada satuan pendidikan PAUD, Kelas 1, Kelas VII, dan Kelas X.

Dalam hal ini, Irwan mengajak kepada guru dan satuan pendidikan untuk menyiapkan ajaran baru dengan semangat belajar dan berbagi.

“Apapun kurikulum yang akan diterapkan di sekolah, dengan tulus hati, kita terus meningkatkan kompetensi diri demi memberikan layanan pembelajaran yang berkualitas dan bermakna sesuai dengan tahap perkembangan murid-murid kita,” pesan Irwan.

“Teruslah belajar, gunakan platform Merdeka Mengajar. Mari terlibat dalam komunitas belajar baik di dalam sekolah, antar sekolah, atau di organisasi-organisasi guru, dan sebagainya,” pungkasnya.

Karakteristik Kurikulum Merdeka

Lantas, apa sih ciri khas atau karakteristik Kurikulum Merdeka yang membedakan kurikulum ini dengan kurikulum lainnya?

Setidaknya terdapat tiga karakteristik utama Kurikulum Merdeka.

  1. Fokus terhadap materi esensial. Kurikulum Merdeka dinilai lebih fokus terhadap materi esensial, yaitu literasi dan numerasi. Kurikulum ini merupakan lanjutan dari kurikulum darurat. Materinya tidak terlalu banyak dari pusat supaya guru mempunyai waktu yang lebih banyak untuk fokus terhadap proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa Kurikulum Merdeka lebih menonjolkan kualitas dibandingkan kuantitas. Dengan memberikan banyak waktu bagi guru untuk lebih fokus terhadap proses pembelajaran, guru bisa menciptakan kegiatan pembelajaran yang lebih interaktif, banyak diskusi kolaboratif, dan menyenangkan.
  2. Fleksibilitas. Kurikulum Merdeka juga dinilai lebih fleksibel. Sekolah mempunyai kebebasan untuk merancang kurikulum di tingkat sekolahnya. Dalam hal ini, guru juga diberikan kebebasan untuk mengembangkan pembelajaran sesuai kebutuhan sekolah di setiap daerah dan sesuai dengan karakteristik siswa.
  3. Fleksibilitas. Kurikulum Merdeka juga dinilai lebih fleksibel. Sekolah mempunyai kebebasan untuk merancang kurikulum di tingkat sekolahnya. Dalam hal ini, guru juga diberikan kebebasan untuk mengembangkan pembelajaran sesuai kebutuhan sekolah di setiap daerah dan sesuai dengan karakteristik siswa.

Apa yang Perlu Disiapkan Sekolah untuk Menyambut Kurikulum Merdeka?

Hadirnya kurikulum Merdeka tentu akan membawa dampak baik bagi kegiatan pembelajaran salah satunya untuk mengatasi learning loss. Lalu dalam pelaksanaannya, apa yang harus dipersiapkan oleh sekolah untuk menyambut Kurikulum Merdeka? Hal-hal tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

1. Peran Kepala Sekolah sebagai Pemimpin

Sebagai pemimpin, kepala sekolah memiliki peran yang cukup banyak dan sangat penting. Oleh sebab itu, kepala sekolah harus mulai memprioritaskan energi dan waktunya untuk memandu perencanaan, pendampingan, serta refleksi proses pembelajaran pada siswa, guru maupun orang tua siswa.

2. Membuat Program Sekolah yang Kolaboratif

Untuk menyambut Kurikulum Merdeka, sekolah-sekolah diharapkan sudah merencanakan program kolaboratif bagi kepala sekolah, guru, dan siswa. Sekolah bisa melibatkan guru dari antarmapel dan antarkelas untuk menciptakan pembelajaran yang berorientasi pada kebutuhan siswa.

3. Mulai Praktik Baik

Sekolah harus bisa mendorong guru-guru untuk mulai berbagi praktik baik agar guru-guru juga bisa saling belajar, merefleksikan pembelajaran, dan melakukan proyek sesuai kebutuhan belajar siswa.

4. Membiasakan Refleksi

Ada banyak hal baru yang harus mulai dicoba dengan Kurikulum Merdeka mulai dari kolaborasi antar mata pelajaran pembelajaran berbasis proyek, pengaturan jam pelajaran, capaian pembelajaran sesuai Profil Pelajar Pancasila dan lain sebagainya. Banyaknya perubahan ini tentu membutuhkan adaptasi agar pelaksanaannya bisa berjalan matang. Tak menutup kemungkinan sekolah dan guru juga akan mendapatkan tantangan di setiap prosesnya sehingga diperlukan kebiasaan untuk refleksi agar tidak langsung menyerah, menyalahkan keadaan, atau sulit beradaptasi. Refleksi dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran dan kepemimpinan.

5. Meningkatkan Kompetensi Guru dan Sekolah

Karena ada banyak perubahan dari Kurikulum Merdeka, guru dan sekolah harus mulai belajar lagi untuk meningkatkan kompetensi. Salah satu cara untuk meningkatkan kompetensi, yaitu dengan mengikuti pelatihan yang sesuai kebutuhan.

Pelatihan untuk meningkatkan kompetensi guru dan sekolah dapat dilakukan secara daring atau luring. Salah satu contoh pelatihan secara daring adalah pelatihan yang diadakan oleh kejarcita.id. Kejarcita.id memberikan pelayanan pelatihan dan pendampingan bagi sekolah atau guru untuk meningkatkan kompetensi mengajar agar lebih siap dalam menjalani Kurikulum Merdeka. Melalui pelatihan kejarcita.id, guru dan sekolah dapat meningkatkan kompetensi membuat asesmen, media, dan metode pembelajaran yang efektif untuk diterapkan di Kurikulum Merdeka.

Itulah beberapa hal yang dapat Anda ketahui mengenai Kurikulum Merdeka dan apa yang harus dipersiapkan sekolah untuk menyambut Kurikulum Merdeka. Semoga informasi ini bermanfaat!

Sumber: kejarcita dan detik.com

By



© MA AL MUSLIMUN
ISLAMI POPULIS BERKUALITAS MANDIRI
Kawistolegi Karanggeneng Lamongan 62254
 2024